Rabu, 07 November 2012

Jangan Mengikuti langkah Setan

Selama manusia masih berada di dunia, setan tak akan berhenti menggoda. Itulah yang menjadi tekad dan sumpahnya. Godaan setan itu muncul dalam berbagai bentuknya. Yang jelas, ia selalu menyuruh sesuatu yang bertentangan dengan yang Allah perintahkan. Ia menyuruh manusia melakukan apa yang dilarang Allah SWT. Termasuk diantaranyadalam masalah makanan. Jika orang memakan yang Allah larang untuk dimakan atau sebaliknya, tidak mau makan makanan yang Allah halalkan, berarati ia telah menghikuti langkah-langkah setan.

Marilah kita perhatikan ayat 168-171 Surah Al-Baqarah, dan penafsiran-penafsirannya yang di himpunkan oleh Ibnu Katsir.
Allah SWT berfirman, yang artinya :

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian. Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kalian berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kalian ketahui". (QS. Al-Baqarah : 168-170)

Setelah Allah Ta'ala menjelaskan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia. Allah menjelaskan bahwa Dia Maha Pemberi Rizki kepada seluruh makhluk-Nya. Dia menganugerahkan kepada mereka kebolehan memakan yang halal lagi baik yang tidak membahayakan badan dan akal, serta melarang mereka dari mengikuti langkah-langkah setan.

Hal tersebut terdapat dalam Shahih Muslim, bahwa Nabi SAW bersabda :
"Allah Ta'ala berfirman, ”sesungguhnya semua harta yang Aku anugerahkan kepada hamba-hamba-Ku adalah halal bagi mereka, dan Aku menciptakan hamba-hamba-Ku itu cenderung kepada kebenaran (kebaikan). Kemudian datanglah kepada mereka setan-setan, lalu mereka menyesatkan mereka dari agama dan mengharamkan atas mereka dan mengharamkan atas mereka apa yang telah Aku halalkan bagi mereka” ".
Al-Hafizh Abu Bakar bin Mardawih meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, ”Aku membaca Ayat Yaa ayyuhan-naasu kuluu mimma fil ardhi halaalan thayyiba (Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang ada di bumi) di dekat Nabi SAW. Lalu Sa'ad bin Abi Waqqash berdiri seraya berkata, ”Wahai Rasulullah, berdo'alah kepada Allah agar aku menjadi orang yang do'anya di kabulkan”, ”Wahai Sa'ad, baguskanlah makananmu, niscaya engkau menjadi orang yang do'anya dikabulkan. Demi Zat yang diri Muhammad berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya orang yang memasukkan sesuap makanan haram ke perutnya, ibadahnya tidak akan diterima Allah selama 40 hari, dan hamba mana saja yang dagingnya tumbuh dari barang haram dan riba, neraka lebih lyak baginya”.

Firman Allah SWT : "Karena sesunggguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian", merupakan persyaratan agar manusia menjauhi dan waspada terhadap setan. Sebagaimana Dia berfirman : "Sesungguhnya setan itu merupakan musuh bagi kalian, maka jadikanlah ia sebagi musuh".
Mengenai firman Allah, "Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan".
Qatadahdan As-Sudi mengatakan, ”Setiap kemaksiatan kepada Allah termasuk langkah-langkah setan”.
Disebutkan dari Ibnu Abbas RA. Ia mengatakan, ”Setiap sumpah atau nazar yang dilakukan dengan marah, itu termasuk antara langkah-langkah setan, dan kafaratnya adalah kafarat sumpah”.
Firman Allah SWT : "Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kalian berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah tanpa ilmu".
Kemudian Allah SWT berfirman : "Dan apabila dikatakan kepada mereka, ”Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah”, mereka menjawab, ”(Tidak), tetap kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”, (Apakah mereka akan mengetahui juga) walaupun tidak mengetahui sesuatu apapun dan tidak dapat petunjuk?. Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu, dan buta, (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti". (170-171)
Allah Ta'ala berfirman, "Dan apabila dikatakan kepada mereka (kaum musyrik), ikutilah apa yang diturunkan Allah kepada kalian, yakni kepada Rasul-Nya, dan tinggalkanlah kesesatan dan kebodohan", mereka menjawab, ”(tidak), tetapi kami mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”, Allah berfirman menyangkal apa yang mereka katakan,"(Apakah mereka juga akan mengikuti juga) walaupun nenek moyang mereka tidak mengetahui suatu apapun dan tidak mendapat petunjuk?". Maksudnya mereka tidak memiliki pemahaman dan petunjuk.
Dari Ibnu Ishaq dikatakan, Ibnu Abbas berkata bahwa ayat itu diturunkan berkaitan dengan kaum yahudi yang diseru oleh Rasulullah SAW untuk masuk ke dalam Islam. Kemudian mereka menjawab,”(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. Maka Allah menurunkan ayat ini.
Kemudian Allah memberikan perumpamaan tentang mereka. Dia berfirman, "Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir", yang memiliki kesesatan dan kedunguan adalah seperti ternak yang tidak memahami, dan hanya mendengar suara penggembalanya". "Mereka tuli, bisu dan buta", artinya tuli untuk menyimak kebenaran, dan buta untuk memahami dan memikirkan apapun.
Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar